BIRC

Kebun Raya Itera Raih Pendanaan Internasional dan Bergabung dengan Jaringan Konservasi Global

BANDAR LAMPUNG – Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera (Itera), salah satu pusat utama bagi riset hayati berkelanjutan, terus memperkuat perannya di tingkat global. Baru-baru ini, Kebun Raya Itera berhasil mendapatkan pendanaan internasional untuk program pelestarian tumbuhan langka kantong semar (Nepenthes). Pencapaian ini sejalan dengan keberhasilan lainnya, yaitu bergabungnya Kebun Raya Itera dengan jaringan konservasi bergengsi, Botanic Gardens Conservation International (BGCI). Bergabungnya Kebun Raya Itera sebagai anggota BGCI menegaskan posisinya sebagai lembaga konservasi, penelitian, dan pendidikan yang diakui secara internasional. Jaringan ini memberikan akses pada pengetahuan, sumber daya, dan kolaborasi global untuk mendukung upaya perlindungan keanekaragaman hayati. Kepala Kebun Raya Itera, dalam keterangannya, menyampaikan bahwa kedua capaian ini adalah bukti nyata komitmen Itera dalam melestarikan flora endemik Sumatera dan Indonesia. “Pendanaan internasional ini akan sangat vital untuk riset mendalam dan program pembiakan kantong semar yang rentan punah. Dengan menjadi bagian dari BGCI, kami juga dapat belajar dari pengalaman kebun raya lain di seluruh dunia dan berbagi praktik terbaik untuk konservasi,” ungkapnya. Kantong semar adalah salah satu flora karismatik yang banyak ditemukan di Sumatera. Ancaman terhadap habitatnya menjadikan upaya konservasi menjadi sangat mendesak. Melalui program ini, Itera berupaya tidak hanya melestarikan spesies tersebut, tetapi juga meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya melindungi keanekaragaman hayati yang kaya. Ke depannya, Kebun Raya Itera akan terus berperan aktif sebagai living laboratory bagi mahasiswa dan peneliti, sekaligus menjadi destinasi edukasi bagi masyarakat umum. Keanggotaan di BGCI diharapkan dapat membuka lebih banyak pintu kolaborasi dan pendanaan untuk proyek-proyek konservasi lainnya.

Itera Bersama Mitra Internasional Gelar Program Restorasi Terumbu Karang di Pulau Pahawang

BANDAR LAMPUNG – Pusat Riset Hayati Berkelanjutan (PRHB) Institut Teknologi Sumatera (Itera) berkolaborasi dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan IPB-SNU Center for Agriculture and Bioscience (ICAB) untuk melaksanakan program restorasi ekosistem laut di Pulau Pahawang, Pesawaran, Lampung. Program ini merupakan wujud nyata komitmen Itera dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut melalui riset dan aksi nyata. Kegiatan restorasi ini mencakup serangkaian inisiatif terpadu untuk memulihkan kesehatan ekosistem laut. Langkah-langkah utama yang dilakukan meliputi pengelolaan limbah, rehabilitasi dan transplantasi terumbu karang, serta konservasi hutan mangrove. Seluruh kegiatan ini dirancang untuk tidak hanya memperbaiki kerusakan yang ada, tetapi juga membangun ketahanan ekosistem laut dalam jangka panjang. Kepala PRHB Itera, dalam keterangannya, menyampaikan bahwa kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya riset lingkungan Itera. “Kerja sama dengan KOICA dan ICAB memungkinkan kami mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan yang nyata. Pulau Pahawang, dengan keindahan bawah lautnya, adalah aset berharga yang harus kita lestarikan. Melalui program ini, kami berharap dapat mengembalikan kejayaan terumbu karang dan habitat laut lainnya, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan,” jelasnya. Program ini tidak hanya berfokus pada kegiatan teknis, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal. Dengan demikian, diharapkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dapat meningkat, dan praktik-praktik berkelanjutan dapat diadopsi secara mandiri oleh komunitas setempat. Itera berkomitmen untuk terus mengembangkan riset dan kolaborasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Sumatera, menjadikan program restorasi ini sebagai salah satu pilot project yang diharapkan dapat direplikasi di area pesisir lainnya.

Pusat Riset Hayati Berkelanjutan Itera Gelar Studium Generale untuk Dorong Perkebunan Lada Berkelanjutan di Lampung

BANDAR LAMPUNG – Pusat Riset Hayati Berkelanjutan (PRHB) Institut Teknologi Sumatera (Itera) sukses menyelenggarakan studium generale dengan tema “Selaras dengan Alam: Perkebunan Lada Berkelanjutan” pada April 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, khususnya bagi komoditas lada yang menjadi salah satu andalan Provinsi Lampung. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, dan praktisi di bidang pertanian. PRHB Itera secara khusus mengundang praktisi berpengalaman dari industri perkebunan lada untuk berbagi pengetahuan dan wawasan langsung. Mereka memaparkan tentang pentingnya Good Agriculture Philosophy (GAP) atau Filosofi Pertanian yang Baik, yang mencakup teknik budidaya, pengelolaan hama dan penyakit secara terpadu, serta pemanfaatan sumber daya alam secara efisien. Kepala PRHB Itera, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Itera untuk berkontribusi pada pembangunan daerah, terutama di sektor pertanian. “Lampung dikenal sebagai salah satu sentra penghasil lada terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, riset dan edukasi mengenai perkebunan lada berkelanjutan sangat krusial. Kita tidak hanya bicara soal produktivitas, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan sumber daya hayati untuk generasi mendatang,” ujarnya. Peserta studium generale mendapatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana praktik pertanian yang seimbang dapat meningkatkan kualitas hasil panen sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Diskusi yang interaktif juga membuka ruang untuk berbagi ide dan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan yang ada di lapangan. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang positif dalam mendorong transisi menuju praktik perkebunan lada yang lebih berkelanjutan di Lampung. PRHB Itera berkomitmen untuk terus menjadi pusat kajian dan riset yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan.